Dalam gemuruh batin ini, aku masih sanggup menulis tentangmu Karena menulis tentangmu dapat menjadi pereda Di tengah hiruk-pikuk tak damainya kota Bagai penenang, Meski tak setenang kala aku sembahyang …
Caramu memandang wanita Kau amat menghargai tiap gerak geriknya Lalu mereka tersipu malu, Lalu mereka mendambakanmu Aku cemburu Bagaimana tidak? Kini, tiap hembusan angin lalumu sangat dinanti Wajah lugumu …